CIREBON RAYA | CIRKOT — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mematangkan arah pengembangan Masjid Raya Bandung sebagai ruang ibadah yang aktif menghidupkan kegiatan seni budaya berbasis religi.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyebut, penguatan isi dan aktivitas masjid akan menjadi prioritas utama sebelum berbicara tentang aspek fisik bangunan.
"Hal yang paling penting dari masjid itu adalah isinya dulu. Ruang fisiknya sudah sangat luas, 12.000 orang. Nah, bagaimana caranya energi 12.000 ini bisa betul-betul terasa sampai 120.000. Jadi kita mesti banyak membuat kegiatan-kegiatan budaya berbasis religi," ujar Farhan di Masjid Raya Bandung, kemarin.
Salah satu kegiatan yang akan kembali dihidupkan adalah festival bedug, yang disebut Farhan mulai jarang digelar di Kota Bandung.
Ia akan berkomunikasi dengan Gubernur Banten untuk memperkaya konsepnya.
"Contohnya festival bedug. Itu sudah jarang di Bandung. Nanti ada Disbudpar akan bikin festival bedug di sini. Kami juga ngobrol dengan Pak Gubernur Banten karena salah satu bedug yang paling bagus se-Indonesia ada di Banten," jelasnya.
Farhan menilai, pendekatan kebudayaan ini akan menjadi jiwa yang mengisi suasana khas Masjid Raya Bandung ke depan.
"Percuma kita bicara fisik apabila jiwanya tidak ada. Kita isi dulu jiwanya," ucapnya.
Sembari mempersiapkan program-program tersebut, Pemkot Bandung juga fokus mengoptimalkan konsep yang sudah ada, termasuk menjaga kebersihan dan ketertiban kawasan.
Sementara mengenai pengerjaan kawasan Alun-Alun Bandung, yang terhubung langsung dengan area masjid, Farhan berharap penyelesaiannya dapat dirampungkan sesuai target.
"Mudah-mudahan selesai. Mudah-mudahan kita bisa merayakan tahun baru di sana," ujarnya.
Dengan penguatan fungsi budaya dan religius, Pemkot Bandung berharap Masjid Raya Bandung tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga ruang berkegiatan yang menggugah, membangun nilai, dan memberi energi positif bagi masyarakat. (hms/Rani)

