ADA tiga nama yang dari sisi elektabilitas berpeluang menjadi capres 2024. Salah satunya adalah Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.
Siapa calon pasangan yang paling realistis bagi Anies. Realistis artinya punya potensi menang dan mendapatkan tiket untuk nyapres.
Anies-Puan misalnya. PDIP punya tiket. Meski demikian, rawan jika tidak didukung oleh parpol-parpol lain. Jika pasangan ini ditakdirkan menang, Anies bisa diturunkan di tengah jalan dan diganti oleh Puan.
Jika tidak ada partai yang ikut mengusung, setidaknya koalisi bisa dibentuk setelah pasangan Anies-Puan menang. Bergabungnya parpol-parpol lain menjadi keniscayaan bagi amannya posisi Anies sebagai presiden.
Memasangkan Anies-Puan bukan hal mudah. Ada dua tantangan. Pertama, sejumlah elit PDIP ada yang bersikukuh menolak pasangan ini terbentuk. Kedua, soal elektabilitas. Puan perlu dipoles lebih intensif untuk membantu menaikkan elektabilitas.
Selain dengan Puan, Anies juga berpeluang dipasangkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut survei Indopol terbaru, pasangan Anies-AHY memiliki elektabilitas cukup potensial untuk menang.
Di samping AHY membawa tiket Demokrat (7,7 persen). Jika Anies-AHY dipasangkan, maka akan ada keterlibatan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai King Maker. Dua periode menjadi presiden, SBY punya pengalaman bagaimana memenangkan pertarungan di pilpres 2024.
Selain dipasangkan dengan Puan atau AHY, memasangkan Anies-Airlangga juga seksi. Airlangga adalah ketua umum Golkar yang memiliki 12,31 persen suara. Ini akan menjadi daya pikat untuk berkoalisi. Jika Anies dipasangkan dengan Airlangga, maka peluang Kaolisi Indonesia Bersatu (KIB) ikut gabung dan mengusung cukup besar.
Anies-Airlangga bisa diusung oleh koalisi besar yaitu enam parpol (Nasdem, Demokrat, PKS, Golkar, PAN dan PPP), bahkan bisa lebih. Pasangan ini punya tugas berikutnya adalah mendadani Airlangga agar elektabilitasnya ikut dongkrak Anies.
Pasangan Anies-Airlangga dengan menarik gerbong KIB dapat juga menyelamatkan PPP dan PAN yang notabene mayoritas konstituennya lebih condong ke Anies. Sebaliknya, kontra Anies bisa menjadi bumerang bagi kedua partai berbasis Islam ini.
Selain peluang dipasankan dengan ketiga tokoh di atas, Anies Baswedan-Andika Perkasa juga gak kalah seksinya. Andika adalah Panglima TNI yang akhir tahun ini pensiun. Meski demikian, pengaruh Andika di TNI terutama Angkatan Darat (AD) cukup signifikan dalam mengawal pemilu dari segala bentuk intervensi dan gangguan kecurangan dari berbagai pihak. TNI AD cukup solid dalam mengawal matranya.
Andika sosok yang good looking, narasi dan cara kimunikasinya cukup menarik. Ini memudahkan bagi timses untuk melalukan branding. Sebagai Panglima TNI, Andika punya akses besar dukungan dan logistik. Dua hal yang sangat dibutuhkan dalam proses pertarungan di pilpres.
Selain empat tokoh tersebut, tetap ada peluang bagi tokoh lain untuk dipasangkan dengan Anies Baswedan. Tapi, empat tokoh yang disebutkan tadi sepertinya punya peluang lebih besar dari yang lain.
OLEH: TONY ROSYID